3/14/2017

Resensi FIlm Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016)


Trio komedi Dono, Kasino, Indro amat melegenda dan sukses meninggalkan kesan mendalam bagi sebagian besar penikmatnya. Paduan humor slapstick dan celetukan-celetukan khas ketiganya diiringi cerita yang absurd luar biasa membuat banyak orang tertawa terbahak-bahak di masanya. Kenangan itu dibawa hingga beberapa generasi setelahnya. Generasi milenial banyak mengenal nyanyian khas warkop dan kehebohan dari barisan warkop angels. Anggy Umbara yang terkenal lewat penyutradaraannya di Comic 8 dan 3: Alif Lam Mim kembali mengangkat warkop ke layar perak dengan konsep yang menyerupai pendahulunya.
                                                                                                  
Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian) dan Indro (Tora Sudiro) adalah anggota CHIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan Penganggulangan Sosial) yang sering gagal dan berbuat onar ketika menjalankan tugas hingga ketiga orang tersebut diperintah untuk menangani kasus pembegalan bersama Sophie (Hannah Al Rashid), anggota CHIPS cabang Prancis. Namun, mereka malah tertimpa sial dan wajib membayar denda 8 Miliar Rupiah.


Sejak pertama kali difilmkan, Warkop DKI terkenal berkat komedi ringan yang sanggup membuat manusia di berbagai kalangan tertawa oleh ulah mereka. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss masih memakai formula komedi yang sama dibumbui sedikit penyesuaian agar tetap relevan dengan kondisi terkini. Bicara sembarangan, pria-pria mata keranjang, adegan saling tabrak dan jatuh-menjatuhkan mendominasi film yang dirilis tahun 2016 tersebut. Kehadiran Warkop Angels yang diperankan oleh Nikita Mirzani, Hannah Al Rashid dan aktris asal Malaysia, Fazura, mirip dengan angels terdahulu, minus bikini dan pakaian “membahayakan” lainnya. Akting ketiganya tetap menggoda mata lelaki, terutama lelaki seperti musisi yang kalah di pemilihan bupati bekasi atau pengusaha kebab nasional yang hobi main perempuan hingga dipolisikan oleh mantan istrinya. Saya yakin, hanya pria penyuka sesama jenis atau pria setengah wanita yang tidak tertarik dengan penampilan Ketiga angels itu.

Menonton Warkop Reborn sama seperti menonton kekacauan negeri ini. Namun, kekacauan yang ditampilkan lebih lucu dan menarik dari kekacauan yang diakibatkan oleh seorang pemimpin dari Solo yang memiliki anak penjual martabak. Adegan kejar-kejaran, manusia yang terlempar dari kendaraan, hingga adegan perkelahian, semuanya terlihat kacau, dalam makna positif. Jauh berbeda dengan ribut-ribut antar ormas, konstitusi yang tak dipedulikan oleh Mendagri, pemimpin yang hobi bicara sembarangan, sampai jumlah jomblo yang meningkat tajam. Masalah-masalah di atas merupakan bukti gagalnya suami dari Iriana dalam menghadirkan kekacauan yang memusingkan kepala. Tampaknya dia harus belajar dari Dono, Kasino dan Indro.


Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro memberi porsi akting yang pas dengan kejenakaan masing-masing tokoh. Keluguan Dono, nakalnya Kasino dan Indro yang ceroboh berpadu indah dalam make up yang menyerupai pemain aslinya puluhan tahun lalu. Salah satu kelemahan yang mengurangi rasa nyaman penonton adalah adegan-adegan komedi yang membanjiri Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss!. Sebagian besar di antaranya memang berhasil mengocok perut, namun tak sedikit pula yang kurang mengena dan membuat penonton mengernyitkan dahi. Setali tiga uang dengan scene komedinya, adegan-adegan remake dari film warkop seperti IQ Jongkok, Setan Kredit dan Dongkrak Antik. Sebagian dari hasil pembuatan ulang itu terkesan dipaksakan dan kurang sesuai dengan plot. Meski ada beberapa yang berhasil, nyanyian kode Kasino salah satunya.

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Sukses memadukan humor Dono, Kasino, Indro dengan relevansi terhadap kondisi terkini. Sentuhan komedi sederhana tanpa mengajak penonton untuk berpikir rumit adalah salah satu kekuatan yang membuat Warkop DKI benar-benar reborn. Tidak seperti ideologi yang konon, akan terlahir kembali dan mengacaukan kehidupan bernegara melalui politisi bermulut kurang sedap. Sekurang sedap bau ketiak saya.
Tertawalah sebelum tertawa itu dianggap intoleran.



Share: 

0 komentar:

Posting Komentar