4/02/2016

Resensi Film Deadpool (2016)


Deadpool mencatatkan keuntungan yang luar biasa sejak penayangan perdananya pada 8 Februari 2016 di Paris. Sampai tanggal 24 Maret 2016, Deadpool meraih total pemasukan sebesar USD 735,6 juta dari budget yang “hanya” USD 58 juta. Promosi unik, ketampanan Ryan Reynolds, serta komiknya yang sangat dicintai oleh para penggemar merupakan beberapa faktor yang membuat Deadpool begitu sukses secara finansial. Bagaimana dengan kualitas filmnya?

Wade Winston Wilson (Ryan Reynolds) terjebak dalam keterpurukan akibat penyakit kanker yang dia derita. Vanessa (Morena Baccarin), kekasih Wilson,  yakin jika sang pacar akan segera sembuh. Wilson pun menerima tawaran dari orang yang tak dikenal demi kesembuhannya. Namun, ia tak bisa sembuh dengan mudah karena orang yang membantu Wilson, Francis alias Ajax (Ed Skrein), memiliki niat buruk yang berakibat fatal bagi Wilson. Kulit di sekujur tubuhnya rusak dan wajahnya menjadi buruk rupa. Wilson bertekad membalaskan dendamnya pada Ajax lewat identitas barunya sebagai Deadpool.


Tidak seperti kisah-kisah manusia super lainnya (kecuali Mario Teguh) yang menonjolkan sifat heroik, aksi pemberantasan kejahatan dan kostum-kostum ketat yang menampilkan otot yang terlampau besar, Deadpool lebih berfokus pada kehidupan seorang pria yang hancur dan usaha untuk membangun kembali hidupnya. Wilson alias Deadpool bahkan menyebut dirinya sebagai manusia super yang bukan pahlawan. Deadpool memang seorang pria biasa dengan kekuatan super yang memakai jam tangan bergambar tokoh kartun Adventure Time. Dia juga tidak pernah membayar taksi yang ditumpanginya. Wilson juga tetap tergoda saat melihat wanita cantik seperti Vanessa. Berbeda dengan Batman dan Superman ketika bertemu Wonder Woman tetap tidak tergoda dengan kecantikan dirinya.  Mungkin Batman dan Superman bukan lelaki normal.

Alur maju-mundur yang dibangun oleh Tim Miller pada debut penyutradaraannya ini cukup efektif dalam penghantaran karakter. Penonton awam tidak merasa asing dengan karakter Deadpool karena plot yang banyak diisi oleh pengenalan karakter dan kehidupan Wilson sebelum bertransformasi menjadi Deadpool. Namun, ada kekurangan yang sedikit mengganggu cerita. Kekurangan itu adalah kisah cinta Wilson dan Vanessa. Mereka berdua hanya digambarkan sebagai sepasang kekasih yang dimabuk cinta berbalut nafsu, bukan pasangan yang saling mencintai karena perasaan yang tulus. Pasangan Wilson-Vanessa tidak terlihat sebagai pasangan sehidup-semati seperti Habibie dan Ainun. Wilson dan Vanessa  lebih mirip dengan Risty Tagor dan Stuart Collins yang bercerai terlalu cepat, secepat membeli nasi padang di rumah makan minang.


Terlepas dari berbagai kekurangannya, Deadpool termasuk salah satu film yang wajib ditonton bagi penggemar pahlawan super dan sahabat-sahabat super yang setiap minggunya menonton acara motivasi dari pria berkaca mata tanpa rambut di kepala. Keseruan adegan-adegan laga sukses dikombinasikan dengan komedi dan drama yang cukup menghibur. Meski begitu, ada beberapa jenis orang yang tidak dianjurkan untuk menonton Deadpool. Pertama, orang (atau jomlo) yang mudah baper. Karena Wilson dan Vanessa beberapa kali melakukan kegiatan romantis yang berpotensi mengakibatkan baper berkepanjangan bagi penderita baper akut atau lelaki jomlo. Kedua, orang yang sedang diare. Karena beristirahat di atas tempat tidur jauh lebih baik daripada menonton film yang dipenuhi darah bercucuran, tangan yang diamputasi, serta isi kepala yang berhamburan.                                    


Share: