1/10/2016

Resensi Film The Revenant (2015)


Alejandro Gonzales Inarritu memang bukan sutradara film populer dengan pendapatan sangat tinggi seperti J.J. Abrams, James Wan, Steven Spielberg, atau nama-nama beken lainnya. Namun, karya-karyanya tidak kalah bagus dengan tiga sutradara tadi. Ibarat keripik pedas, karya Inarritu adalah keripik pedas level 125, jika dimakan, saya yakin Anda butuh sepuluh tablet obat diare. Birdman dan Biutiful merupakan dua contoh karya Inarritu yang sangat baik secara kualitas. Bagaimana dengan The Revenant, karya terbaru Inarritu?

Dengan latar waktu di tahun 1823, Hugh Glass (Leonardo DiCaprio) adalah salah satu anggota dari kelompok berburu pimpinan Andrew Henry (Domhnall Gleeson). Nahas, suku Indian Arikara meyerang kelompok tersebut dan hanya sebagian kecil yang dapat bertahan. Di tengah perjuangan mereka dalam kondisi dingin yang ekstrim, seekor beruang grizzly menerkam, menggigit, dan mencakar Hugh Glass. Untung saja, beruang itu tidak membawa peralatan masak. Jika saja si beruang membawa peralatan masak, pasti Glass sudah menjadi sate atau gule. 

Glass terluka parah, bahkan hampir mati. Saking parahnya, John Fitzgerald (Tom Hardy), salah satu pemburu, menyarankan Henry untuk membunuh Glass. Namun usulan tersebut ditolak oleh Henry. Dalam keadaan genting dan semakin buruknya cuaca, Henry memutuskan untuk meneruskan perjalanan dan menawarkan beberapa orang anggotanya untuk menemani Glass dengan sejumlah bayaran. Hawk (Forrest Goodluck) putra Glass, dan Jim Bridger (Will Poulter) menerima tawaran tersebut dengan sukarela. Karena pengalaman keduanya yang masih sangat minim, Fitzgerald dengan berat hati ikut membantu mereka menjaga Glass. Apa daya, karena niat yang tidak tulus, Fitzgerald membunuh Hawk dan memaksa Jim Bridger untuk pergi meninggalkan Glass di tengah hutan penuh salju.


Sinopsis di atas merupakan salah satu sinopsis paling panjang yang pernah saya tulis karena durasi film yang begitu panjang, sekitar 156 menit. Terpaksa saya berkali-kali menekan tombol pause dan melakukan kegiatan lain seperti menyapu, memasak, cuci piring, cuci pakaian, mencukur bulu ketiak, mencukur kumis, mencukur kumis yang ada di ketiak, dan aktifitas lainnya. Total saya menghabiskan waktu empat jam lebih untuk melakukan itu semua.

Dengan durasi teramat panjang, Inarritu berhasil menghibur penonton lewat pemandangan-pemandangan indah hutan bersalju. Selain keindahan hutan, suasana mencekam juga benar-benar terasa lewat akting Leonardo DiCaprio dan adegan-adegan bertahan hidup yang menegangkan sekaligus menyedihkan. Langkah gontainya, suara rintahannya, nafas beratnya, dan tatapan mata khas orang masuk angin memberikan nilai plus pada akting DiCaprio.


Inarritu juga cukup detail menggambarkan sosok Hugh Glass yang teguh pendirian dan pantang menyerah. Tak jarang Glass terpaksa berjalan cukup jauh pada suhu dingin yang sangat menyulitkan. Emosi Glass juga ditampilkan dengan epik lewat ekspresi dan pergerakan tubuh DiCaprio. Saya bisa merasakan dendam Glass yang begitu dalam meskipun saya tidak pernah kehilangan anak dan ditinggal dalam hutan penuh salju seperti Glass. Dendam terdalam saya adalah dendam kepada teman-teman sekolah saya yang suka menyembunyikan sepatu saya di tong sampah. Ada pula dendam kecil terhadap para perempuan yang dulu sering mengabaikan saya karena wajah saya masih di bawah standar.

Selain beberapa aspek positif di atas, panorama-panorama indah garapan sinematografi dari Emmanuel Lubezki kadang terasa mengganggu karena kemunculannya yang terlalu sering. Jika saja kemunculannya tidak terlalu sering, mungkin film ini akan menjadi film yang sempurna. Sesempurna ketampanan DiCaprio. Namun, kekurangan itu bisa ditutupi oleh akting DiCaprio yang benar-benar memukau. DiCaprio membuat kaum adam berwajah kurang standar semakin minder karena dia bisa memerankan sosok pria yang tidak tampan. Sedangkan pria yang sejak lahir tidak tampan alias jelek kecil kemungkinannya untuk memerankan pria tampan karena setampan apapun, pasti masih kelihatan jelek. Salut untuk DiCaprio. Semoga Oscar tahun 2016 bisa menjadi miliknya.

Share: 

0 komentar:

Posting Komentar