Ajang penghargaan untuk insan perfilman dunia paling
bergengsi, Academy Awards atau Oscars, telah selesai diselenggarakan pada 28
Februari 2016. Bertempat di Dolby Theatre, banyak bintang besar Hollywood yang
hadir. Leonardo DiCaprio, Michael Fassbender, Charlize Theron, Rachel McAdams
dan Cate Blanchett merupakan beberapa di antara ribuan tamu yang hadir. Ada
beberapa tamu unik yang hadir. Salah satunya J.K. Simmons. Sebelum mendapat
Oscar tahun 2015 sebagai aktor pendukung terbaik, saya tidak tahu siapa J.K.
Simmons itu. Bahkan, saya kira J.K. Simmons adalah nama samaran lain dari J.K.
Rowling. Saya juga sempat mengira J.K. Simmons adalah adik dari Jusuf Kalla
karena miripnya nama kedua individu tersebut. Selain J.K. Simmons, masih banyak
keunikan dan kejutan-kejutan dari perhelatan Oscar tahun 2016. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya:
1. Kemenangan DiCaprio
Leonardo DiCaprio sudah 6 kali
dinominasikan dalam Academy Awards (5 sebagai aktor dan satu sebagai produser),
dan baru berhasil saat dinominasikan tahun 2016 lewat The Revenant. Saya tak bisa membayangkan perasaan DiCaprio saat
gagal 5 kali. Gagal memenangnkan Oscar walau masuk nominasi berkali-kali itu
sama sakitnya dengan seorang jomlo yang ditolak puluhan kali oleh pujaan
hatinya. Jika itu terjadi pada diri saya, mungkin saya akan mengurung diri di
dalam septic tank selama 7 hari 7
malam.
Ketika DiCaprio menghadiri seremoni Oscar
2016, dia mengajak ibunya. Kalau saya jadi ibunda dari Leonardo DiCaprio,
mungkin saya akan memaksa Leo pensiun dari dunia akting karena selalu gagal
memenangkan Oscar. Saya juga akan menyarankan Leo untuk alih profesi menjadi
penyanyi dangdut. Toh, Leo sudah memiliki wajah rupawan yang merupakan modal
terpenting pedangdut pria di Indonesia. Karena hanya ada dua kunci popularitas
bagi setiap penyanyi dangdut pria di Indonesia : wajah tampan atau perilaku ngondek. Saya tidak tega melihat Leo
bertransformasi menjadi pria ngondek seperti
Nassar yang, jujur, membuat saya mual. Entahlah. Mungkin saya alergi Nassar
seperti kebanyakan orang yang alergi pada kacang atau udang. Semoga suatu saat
nanti Leonardo DiCaprio mau menyanyikan lagu dangdut macam Judi atau Sakitnya tuh di
Sini.
2. Kesuksesan Spotlight
Sebelum pemenang kategori Best Picture diumumkan, banyak media
internasional yang menjagokan The
Revenant. Selain faktor Leonardo DiCaprio, sutradara Alejandro G. Innarritu
juga berperan penting karena kesuksesannya melalui Birdman dan film-film sebelumnya. Namun, semua prediksi itu patah
ketika Spotlight diumumkan sebagai
pemenang Best Picture. Apa yang
membuat Spotlight berhasil menyabet
penghargaan tertinggi dunia perfilman itu? Ada beberapa jawaban yang mungkin
bisa mengurangi rasa penasaran para pecinta film. Pertama, karena metode
pemilihan. Khusus untuk menentukan pemenang nominasi Best Picture, Academy of
Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), organisasi penyelanggara Oscar,
menggunakan preferential ballot yang
diberikan pada 5.783 anggota. Jika ingin tahu lebih lanjut, silahkan baca di
sini.
Kedua, karena tidak semua orang menyukai
film seartistik The Revenant. Adegan
DiCaprio sedang “diperkosa” beruang, makan hati bison mentah, dan mengobati
dirinya dengan bara api bisa mengurangi kenyamanan bagi sebagian orang yang
takut darah, kesadisan, atau phobia terhadap hati bison. Adegan Hugh Glass,
karakter yang diperankan DiCaprio sedang bermesraan dengan istrinya juga
berpotensi menyakiti hati perempuan jomlo penggemar berat Leonardo DiCaprio.
Hamparan hutan salju dan panorama yang menyejukkan mata selama dua setengah jam
film berlangsung memang cukup membantu alur cerita. Namun, saya sempat dibuat
bosan. Karena itulah saya terpaksa menekan tombol pause dan pergi mendengarkan lagu dangdut yang dinyanyikan seorang
pria yang kasus pencabulannya dapat menggetarkan dunia. Saya yakin gempa
beberapa waktu lalu adalah akibat dari Saiful Jamil yang terlalu sering
bergoyang.
Ketiga, karena Rachel McAdams lebih menarik
dari Leonardo DiCaprio. Hampir tidak ada manusia di dunia ini yang meragukan
ketampanan DiCaprio. Sama dengan McAdams yang tidak perlu dipertanyakan lagi
kecantikannya. Kualitas akting keduanya juga sangat mumpuni. Dua nominasi Oscar
tahun 2016 untuk peran masing-masing adalah salah satu buktinya.
Namun, peran DiCaprio bisa dibilang lebih
berat dari McAdams. Terjebak di hutan salju dengan luka parah di sekujur tubuh
bukan kondisi yang wajar bagi sebagian besar orang. Sedangkan McAdams “hanya”
berperan sebagai jurnalis yang mewawancarai korban pelecehan sekaligus menjadi
pendengar yang baik. Bagi sebagian orang (terutama kaum pria), McAdams dan
personanya lebih menyentuh hati daripada DiCaprio dan hati bison mentahnya.
Semua orang ingin didengarkan suaranya, tapi hampir tidak ada yang mau digigit
dan dicabik-cabik oleh beruang grizzly. Banyak manusia yang suka akan keburukan
sistem yang terkuak. Hampir tidak ada manusia yang ingin mencoba hati bison
mentah. Saran saya, jika ada kesempatan kedua bagi The Revenant untuk menggondol Oscar, lebih baik beruang raksasa
yang menyerang Leonardo DiCaprio diganti saja dengan Rachel McAdams yang
kelaparan dan sangat ingin mencakar dan menggigit DiCaprio sampai dia terluka
parah dan McAdams pergi dengan perut kenyang. Pasti akan lebih seru dan
menegangkan.
3. Dominasi Kulit Putih
Seluruh film yang dinominasikan dalam Best Picture terlalu banyak diisi
pemeran-pemeran kulit putih. Bahkan, Spotlight
yang memperoleh piala film terbaik tidak menyertakan pemain film non kulit
putih. Setali tiga uang dengan Spotlight,
kandidat film terbaik lain seperti The
Big Short, Bridge of Spies, dan Brooklyn tidak memasukkan aktor dan
aktris kulit hitam, coklat, merah, kuning, atau abu-abu ke dalam cast film. Apakah para pekerja seni pada
film-film di atas rasis? Bisa jadi. Satu hal yang jelas, para aktor kulit
hitam, Hispanik dan Asia kurang diberi kesempatan berkarya di industri
Hollywood. Peluang yang lebih besar, bahkan kelewat besar tetap dimiliki kaum
kulit putih. Jalan satu-satunya agar lebih diakui oleh Hollywood adalah
mengganti warna kulit atau memutihkan kulit. Michael Jackson, contohnya. Selain
itu, sineas kulit hitam mungkin bisa membuat industri sendiri sebagai tandingan
dari Hollywood dan khusus bekerja sama dengan seniman kulit hitam. Mungkin
industri tersebut nantinya bernama Blackywood.
Itulah beberapa kejutan dan keunikan penghargaan Oscar tahun
2016. Semoga Hollywood bisa mengambil hikmah dari penyelenggaraan Oscar tahun
ini dan tahun-tahun sebelumnya agar kualitas perfilman semakin baik dan semoga
Leonardo DiCaprio bisa lebih peduli kepada para perempuan jomlo yang terlalu
menggemari dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar