3/10/2016

Dari Oscar 2016


Ajang penghargaan untuk insan perfilman dunia paling bergengsi, Academy Awards atau Oscars, telah selesai diselenggarakan pada 28 Februari 2016. Bertempat di Dolby Theatre, banyak bintang besar Hollywood yang hadir. Leonardo DiCaprio, Michael Fassbender, Charlize Theron, Rachel McAdams dan Cate Blanchett merupakan beberapa di antara ribuan tamu yang hadir. Ada beberapa tamu unik yang hadir. Salah satunya J.K. Simmons. Sebelum mendapat Oscar tahun 2015 sebagai aktor pendukung terbaik, saya tidak tahu siapa J.K. Simmons itu. Bahkan, saya kira J.K. Simmons adalah nama samaran lain dari J.K. Rowling. Saya juga sempat mengira J.K. Simmons adalah adik dari Jusuf Kalla karena miripnya nama kedua individu tersebut. Selain J.K. Simmons, masih banyak keunikan dan kejutan-kejutan dari perhelatan Oscar tahun 2016. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
      
      1.    Kemenangan DiCaprio
Leonardo DiCaprio sudah 6 kali dinominasikan dalam Academy Awards (5 sebagai aktor dan satu sebagai produser), dan baru berhasil saat dinominasikan tahun 2016 lewat The Revenant. Saya tak bisa membayangkan perasaan DiCaprio saat gagal 5 kali. Gagal memenangnkan Oscar walau masuk nominasi berkali-kali itu sama sakitnya dengan seorang jomlo yang ditolak puluhan kali oleh pujaan hatinya. Jika itu terjadi pada diri saya, mungkin saya akan mengurung diri di dalam septic tank selama 7 hari 7 malam.

Ketika DiCaprio menghadiri seremoni Oscar 2016, dia mengajak ibunya. Kalau saya jadi ibunda dari Leonardo DiCaprio, mungkin saya akan memaksa Leo pensiun dari dunia akting karena selalu gagal memenangkan Oscar. Saya juga akan menyarankan Leo untuk alih profesi menjadi penyanyi dangdut. Toh, Leo sudah memiliki wajah rupawan yang merupakan modal terpenting pedangdut pria di Indonesia. Karena hanya ada dua kunci popularitas bagi setiap penyanyi dangdut pria di Indonesia : wajah tampan atau perilaku ngondek. Saya tidak tega melihat Leo bertransformasi menjadi pria ngondek seperti Nassar yang, jujur, membuat saya mual. Entahlah. Mungkin saya alergi Nassar seperti kebanyakan orang yang alergi pada kacang atau udang. Semoga suatu saat nanti Leonardo DiCaprio mau menyanyikan lagu dangdut macam Judi atau Sakitnya tuh di Sini.

      2.    Kesuksesan Spotlight
Sebelum pemenang kategori Best Picture diumumkan, banyak media internasional yang menjagokan The Revenant. Selain faktor Leonardo DiCaprio, sutradara Alejandro G. Innarritu juga berperan penting karena kesuksesannya melalui Birdman dan film-film sebelumnya. Namun, semua prediksi itu patah ketika Spotlight diumumkan sebagai pemenang Best Picture. Apa yang membuat Spotlight berhasil menyabet penghargaan tertinggi dunia perfilman itu? Ada beberapa jawaban yang mungkin bisa mengurangi rasa penasaran para pecinta film. Pertama, karena metode pemilihan. Khusus untuk menentukan pemenang nominasi Best Picture, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), organisasi penyelanggara Oscar, menggunakan preferential ballot yang diberikan pada 5.783 anggota. Jika ingin tahu lebih lanjut, silahkan baca di sini.

Kedua, karena tidak semua orang menyukai film seartistik The Revenant. Adegan DiCaprio sedang “diperkosa” beruang, makan hati bison mentah, dan mengobati dirinya dengan bara api bisa mengurangi kenyamanan bagi sebagian orang yang takut darah, kesadisan, atau phobia terhadap hati bison. Adegan Hugh Glass, karakter yang diperankan DiCaprio sedang bermesraan dengan istrinya juga berpotensi menyakiti hati perempuan jomlo penggemar berat Leonardo DiCaprio. Hamparan hutan salju dan panorama yang menyejukkan mata selama dua setengah jam film berlangsung memang cukup membantu alur cerita. Namun, saya sempat dibuat bosan. Karena itulah saya terpaksa menekan tombol pause dan pergi mendengarkan lagu dangdut yang dinyanyikan seorang pria yang kasus pencabulannya dapat menggetarkan dunia. Saya yakin gempa beberapa waktu lalu adalah akibat dari Saiful Jamil yang terlalu sering bergoyang.

Ketiga, karena Rachel McAdams lebih menarik dari Leonardo DiCaprio. Hampir tidak ada manusia di dunia ini yang meragukan ketampanan DiCaprio. Sama dengan McAdams yang tidak perlu dipertanyakan lagi kecantikannya. Kualitas akting keduanya juga sangat mumpuni. Dua nominasi Oscar tahun 2016 untuk peran masing-masing adalah salah satu buktinya.

Namun, peran DiCaprio bisa dibilang lebih berat dari McAdams. Terjebak di hutan salju dengan luka parah di sekujur tubuh bukan kondisi yang wajar bagi sebagian besar orang. Sedangkan McAdams “hanya” berperan sebagai jurnalis yang mewawancarai korban pelecehan sekaligus menjadi pendengar yang baik. Bagi sebagian orang (terutama kaum pria), McAdams dan personanya lebih menyentuh hati daripada DiCaprio dan hati bison mentahnya. Semua orang ingin didengarkan suaranya, tapi hampir tidak ada yang mau digigit dan dicabik-cabik oleh beruang grizzly. Banyak manusia yang suka akan keburukan sistem yang terkuak. Hampir tidak ada manusia yang ingin mencoba hati bison mentah. Saran saya, jika ada kesempatan kedua bagi The Revenant untuk menggondol Oscar, lebih baik beruang raksasa yang menyerang Leonardo DiCaprio diganti saja dengan Rachel McAdams yang kelaparan dan sangat ingin mencakar dan menggigit DiCaprio sampai dia terluka parah dan McAdams pergi dengan perut kenyang. Pasti akan lebih seru dan menegangkan.
 
Senyum McAdams Mengalihkan Dunia.

      3.    Dominasi Kulit Putih
Seluruh film yang dinominasikan dalam Best Picture terlalu banyak diisi pemeran-pemeran kulit putih. Bahkan, Spotlight yang memperoleh piala film terbaik tidak menyertakan pemain film non kulit putih. Setali tiga uang dengan Spotlight, kandidat film terbaik lain seperti The Big Short, Bridge of Spies, dan Brooklyn tidak memasukkan aktor dan aktris kulit hitam, coklat, merah, kuning, atau abu-abu ke dalam cast film. Apakah para pekerja seni pada film-film di atas rasis? Bisa jadi. Satu hal yang jelas, para aktor kulit hitam, Hispanik dan Asia kurang diberi kesempatan berkarya di industri Hollywood. Peluang yang lebih besar, bahkan kelewat besar tetap dimiliki kaum kulit putih. Jalan satu-satunya agar lebih diakui oleh Hollywood adalah mengganti warna kulit atau memutihkan kulit. Michael Jackson, contohnya. Selain itu, sineas kulit hitam mungkin bisa membuat industri sendiri sebagai tandingan dari Hollywood dan khusus bekerja sama dengan seniman kulit hitam. Mungkin industri tersebut nantinya bernama Blackywood.

Itulah beberapa kejutan dan keunikan penghargaan Oscar tahun 2016. Semoga Hollywood bisa mengambil hikmah dari penyelenggaraan Oscar tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya agar kualitas perfilman semakin baik dan semoga Leonardo DiCaprio bisa lebih peduli kepada para perempuan jomlo yang terlalu menggemari dirinya.


Share: 

0 komentar:

Posting Komentar