Trio komedi Dono, Kasino, Indro amat melegenda dan sukses
meninggalkan kesan mendalam bagi sebagian besar penikmatnya. Paduan humor slapstick dan celetukan-celetukan khas
ketiganya diiringi cerita yang absurd luar biasa membuat banyak orang tertawa
terbahak-bahak di masanya. Kenangan itu dibawa hingga beberapa generasi
setelahnya. Generasi milenial banyak mengenal nyanyian khas warkop dan kehebohan
dari barisan warkop angels. Anggy
Umbara yang terkenal lewat penyutradaraannya di Comic 8 dan 3: Alif Lam Mim kembali mengangkat
warkop ke layar perak dengan konsep yang menyerupai pendahulunya.
Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian) dan
Indro (Tora Sudiro) adalah anggota CHIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan
Penganggulangan Sosial) yang sering gagal dan berbuat onar ketika menjalankan
tugas hingga ketiga orang tersebut diperintah untuk menangani kasus pembegalan
bersama Sophie (Hannah Al Rashid), anggota CHIPS cabang Prancis. Namun, mereka
malah tertimpa sial dan wajib membayar denda 8 Miliar Rupiah.
Sejak pertama kali difilmkan, Warkop DKI terkenal berkat
komedi ringan yang sanggup membuat manusia di berbagai kalangan tertawa oleh
ulah mereka. Warkop DKI Reborn: Jangkrik
Boss masih memakai formula komedi yang sama dibumbui sedikit penyesuaian
agar tetap relevan dengan kondisi terkini. Bicara sembarangan, pria-pria mata
keranjang, adegan saling tabrak dan jatuh-menjatuhkan mendominasi film yang
dirilis tahun 2016 tersebut. Kehadiran Warkop
Angels yang diperankan oleh Nikita Mirzani, Hannah Al Rashid dan aktris
asal Malaysia, Fazura, mirip dengan angels
terdahulu, minus bikini dan pakaian “membahayakan” lainnya. Akting
ketiganya tetap menggoda mata lelaki, terutama lelaki seperti musisi yang kalah
di pemilihan bupati bekasi atau pengusaha kebab nasional yang hobi main
perempuan hingga dipolisikan oleh mantan istrinya. Saya yakin, hanya pria
penyuka sesama jenis atau pria setengah wanita yang tidak tertarik dengan
penampilan Ketiga angels itu.
Menonton Warkop
Reborn sama seperti menonton kekacauan negeri ini. Namun, kekacauan yang
ditampilkan lebih lucu dan menarik dari kekacauan yang diakibatkan oleh seorang
pemimpin dari Solo yang memiliki anak penjual martabak. Adegan kejar-kejaran,
manusia yang terlempar dari kendaraan, hingga adegan perkelahian, semuanya
terlihat kacau, dalam makna positif. Jauh berbeda dengan ribut-ribut antar
ormas, konstitusi yang tak dipedulikan oleh Mendagri, pemimpin yang hobi bicara
sembarangan, sampai jumlah jomblo yang meningkat tajam. Masalah-masalah di atas
merupakan bukti gagalnya suami dari Iriana dalam menghadirkan kekacauan yang memusingkan
kepala. Tampaknya dia harus belajar dari Dono, Kasino dan Indro.
Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian dan Tora Sudiro
memberi porsi akting yang pas dengan kejenakaan masing-masing tokoh. Keluguan
Dono, nakalnya Kasino dan Indro yang ceroboh berpadu indah dalam make up yang menyerupai pemain aslinya
puluhan tahun lalu. Salah satu kelemahan yang mengurangi rasa nyaman penonton
adalah adegan-adegan komedi yang membanjiri Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Boss!. Sebagian besar di antaranya memang berhasil
mengocok perut, namun tak sedikit pula yang kurang mengena dan membuat penonton
mengernyitkan dahi. Setali tiga uang dengan scene
komedinya, adegan-adegan remake dari
film warkop seperti IQ Jongkok, Setan Kredit dan Dongkrak Antik. Sebagian dari hasil pembuatan ulang itu terkesan
dipaksakan dan kurang sesuai dengan plot. Meski ada beberapa yang berhasil,
nyanyian kode Kasino salah satunya.
Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Boss! Sukses memadukan humor Dono, Kasino,
Indro dengan relevansi terhadap kondisi terkini. Sentuhan komedi sederhana
tanpa mengajak penonton untuk berpikir rumit adalah salah satu kekuatan yang
membuat Warkop DKI benar-benar reborn.
Tidak seperti ideologi yang konon, akan terlahir kembali dan mengacaukan
kehidupan bernegara melalui politisi bermulut kurang sedap. Sekurang sedap bau
ketiak saya.
“Tertawalah
sebelum tertawa itu dianggap intoleran.”
0 komentar:
Posting Komentar