Tahun 2001, editor-in-chief
baru di kantor berita The Boston Globe, Marty Baron (Liev Schreiber), tertarik
dengan kolom mengenai seorang kardinal yang dituduh mengetahui pencabulan yang
dilakukan pastor Geoghan. Baron meminta Walter “Robby” Robinson (Michael
Keaton), ketua tim investigasi Spotlight yang memiliki spesialisasi dalam
penulisan artikel investigasi tingkat tinggi untuk mengusut kasus itu. Robby
dan anggotanya, Michael Rezendes (Mark Ruffalo), Sacha Pfeiffer (Rachel
McAdams), dan Matt Carroll (Brian d’Arcy James) berusaha melakukan investigasi.
Mereka mendekati berbagai individu seperti pengacara Mitchell Garabidien
(Stanley Tucci), psikoterapis Richard Sipe (Richard Jenkins), dan anggota
jaringan korban pelecehan pastor Phil Saviano (Neal Huff). Ternyata kasus
tersebut memunculkan banyak fakta mengejutkan.
Pelecehan seksual seolah sudah menjadi masalah yang sangat
umum. Institusi pendidikan, kesehatan, lingkungan masyarakat hingga lembaga
keagamaan hampir setiap hari mengisi pemberitaan media massa lewat kasus
pelecehan seksual. Jumlah pelaku juga tidak kunjung turun, malah mengalami
kenaikan. Investigasi tim Spotlight berfokus pada problematika di atas.
Wawancara, analisa dokumen dan arsip, sampai pengamatan melalui berita-berita
masa lampau bermuara pada satu tujuan. Tom McCarthy sebagai sutradara dapat mengajak
penonton memahami perjuangan para kuli tinta. Penolakan wawancara karena
pengaruh dari keluarga atau kerabat, waktu yang semakin singkat, konfrontasi
antar wartawan, dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab digambarkan dengan
sangat brilian.
Akting para pemeran patut diapresiasi. Karakter mereka yang
berbeda satu sama lain namun tetap terlihat padu berhasil memukau penonton.
Penghargaan Screen Actors Guild Awards untuk seluruh aktor dan aktris yang
terlibat dalam Spotlight pantas
mereka raih. Karakter Michael Rezendes yang diperankan Mark Ruffalo cukup
mencuri perhatian. Sebagai jurnalis ambisius dengan emosi yang kadang
meledak-ledak, Ruffalo dapat mencerminkan watak tersebut melalui ekspresi wajah
dan gestur tubuh. Rachel McAdams juga tak ketinggalan menampilkan salah satu
performa terbaiknya sepanjang karir sang aktris.
Spotlight meninggalkan
tanda tanya besar untuk penonton. Bagaimana cara menghentikan segala kejahatan
seksual yang kini seakan tak pernah putus? Saya tak bisa menjawabnya. Saya
bukan ahli kesehatan atau seksolog macam Boyke yang agak
keperempuan-perempuanan itu. Saya juga bukan Ryan Thamrin yang tampil di
program kesehatan salah satu televisi swasta tiap pekan dan kini membintangi
iklan air mineral yang konon rasanya manis, semanis sirup Maridjan rasa
stroberi. Saya hanya seorang jomlo yang tidak keperempuan-perempuanan (baca: ngondek) dan tidak pula tampan. Saya
juga bukan bintang iklan air mineral manis atau iklan sirup Maridjan.
Semoga kasus pencabulan bisa ditekan semaksimal mungkin, dan
semoga para pelaku pencabulan dihukum seberat mungkin. Karena saya percaya,
seburuk-buruknya orang yang tidak cabul, masih lebih buruk orang yang cabul.
0 komentar:
Posting Komentar