2/02/2016

Resensi American Crime Season 2 Episode 3 & 4



Episode Three

Nama Kevin disebut dalam berita mengenai kasus pelecehan seksual yang menimpa Taylor. Polisi semakin intensif menyelidiki kasus tersebut. Dan Sullivan berusaha mencari solusi dibantu istrinya, Steph Sullivan. Episode ketiga memberikan alternatif jalan cerita dengan semakin bervariasinya tokoh yang muncul. Seperti Elvis Nolasco sebagai Chris Dixon, kepala sekolah negeri tempat kekasih Taylor bersekolah dan karakter Eric Tanner yang lebih digali walau belum cukup dalam. Sedikitnya adegan yang menampilkan kegelisahan Taylor membuat reaksinya sebagai korban kurang diekspos dan meninggalkan rasa mengganjal bagi penonton.

Seperti biasa, sinematografi American Crime bisa dibilang sangat indah dibandingkan serial-serial TV yang lain. Namun, Episode Three tidak terlalu menonjolkan keindahan itu. Meski tidak seindah episode sebelumnya, American Crime masih berada di jalur yang benar dan masih layak ditunggu kelanjutannya. Selain itu, kaum jomlo* lebih dihargai pada episode ini dengan tiadanya adegan-adegan percintaan yang berlebih. Sebagai jomlo, saya sangat mengapresiasi usaha serial karya John Ridley ini. Semoga program TV lainnya bisa ikut serta dalam menghormati dan menghargai kaum jomlo, terutama jomlo ngenes.


Episode Four

Polisi telah mendapatkan hasil dari pemeriksaan barang bukti. Kebenaran mulai terkuak. Dan Sullivan merasa terpukul akibat kebohongan seluruh anggota tim basket. Leslie Graham berkencan dengan kekasihnya. Taylor pindah ke sekolah negeri. Kepingan-kepingan cerita di atas dirangkai dengan sangat indah lewat sudut pengambilan gambar, ekspresi masing-masing karakter dan dialog-dialog kuat diiringi sedikit sentilan untuk masyarakat luas.

Saya tak bisa melupakan adegan saat Leslie Graham menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Amarah meluap dalam diri saya. Bagaimana bisa seorang kepala sekolah bermesraan saat sekolahnya sedang dirundung masalah pelik? Kalau saja saya murid dari Leland, nama sekolah tempat Leslie bekerja, saya akan memecat kepala sekolah saya dan menggantinya dengan perempuan yang lebih baik, berpengalaman, tidak banyak pacaran, dan yang paling utama, harus cantik agar para siswanya betah. Selain itu, kepala sekolah wajib menggratiskan kantin sekolah, karena kantin adalah penguras uang saku siswa nomor dua setelah pulsa. Bahkan, kalau bisa, sekolah memberi pulsa gratis untuk siswanya.

Kritik sosial yang disampaikan oleh Episode Four amat mengena namun tidak menyakitkan. Penonton merasa terikat dengan ceritanya sehingga kebenaran sekaligus kritik yang diselipkan lebih mudah dicerna. Bagi saya, Episode Four jauh lebih baik dari episode pendahulunya di American Crime musim kedua. Semoga episode-episode selanjutnya dapat mempertahankan kualitas itu, dan semoga sistem pendidikan di seluruh penjuru dunia lebih melek akan kebutuhan siswanya. Terutama kebutuhan pulsa dan akses internet untuk foto alay.

*) Jomlo menurut KBBI artinya "gadis tua" dan kini maknanya bergeser menjadi "orang yang     tak kunjung punya pasangan"

Share: 

0 komentar:

Posting Komentar